Konsep Manajemen Bandwidht & Qos Menggunakan Simple Queque
Praktikum
MANAJEMEN JARINGAN BANDWIDTH DENGAN SIMPLE QUEUE
DASAR TEORI
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Latar belakang manajemen bandwidth adalah setiap komputer terkadang tidak lancar dan kurang stabil saat menggunakan internet secara bersamaan
B.Maksud dan Tujuan
Tujuan memanajemen bandwidth adalah untuk membagi bandwidth setiap komputer sesuai kebutuhannya sehingga semua komputer dapat menggunakan internet dengan lancar dan stabil walaupun semua unit komputer menggunakan internet dalam waktu yang bersamaan.
C.Tujuan Praktikum
- Siswa mampu mengatur bandwidth pengguna dalam sebuah jaringan secara sederhana.
- Siswa mampu menentukan kecepatan upload dan download setiap pengguna dalam mengakses jaringan.
- Laptop
- Winbox
- Mikrotik Router
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Pengertian bandwidth
Bandwidth adalah besaran yang menunjukkan seberapa banyak data yang dapat dilewatkan dalam koneksi melalui sebuah network. Istilah ini berasal dari bidang teknik listrik, di mana bandwidth yang menunjukkan total jarak atau berkisar antara tertinggi dan terendah sinyal pada saluran komunikasi (band).
2. Jenis – jenis bandwidth
Terdapat dua jenis bandwidth yaitu :
- Digital Bandwidth: Digital Bandwidth adalah jumlah atau volume data yang dapat dikirimkan melalui sebuah saluran komunikasi dalam satuan bits per second tanpa distorsi.
- Analog Bandwith: Analog Bandwidth adalah perbedaan antara frekuensi terendah dengan frekuensi tertinggi dalam sebuah rentang frekuensi yang diukur dalam satuan Hertz (Hz) atau siklus per detik, yang menentukan berapa banyak informasi yang bisa ditransimisikan dalam satu saat.
3. Pengertian Manajemen Bandwidth
Manajemen Bandwidth adalah proses mengukur dan mengendalikankomunikasi (lalu lintas,paket) pada link jaringan, untuk menghindari mengisi ink ke kapasitas atau overfilling link, yang akan menghasilkan kemacetan jaringan dan kinerja yang buruk dari jarinngan.Manajemen bandwidth diukur dalam bit per detik (bit/s) atau byte per detik(B/s).
4. Simple Queues
Queues adalah menu pada winbox dimana kita dapat memanagement bandwith pada suatu koputer client yang sesuai dengan keinginan admin. Dimana computer client di batasi akses upload dan download ke jaringan internet.
Melakukan konfigurasi bandwith dengan simple queue
Cara Setting Bandwidth Management Mikrotik
Contoh Percobaan 1
Bandwidth Management Mikrotik dengan Simple Queue - Pada kesempatan kali ini akan menjelaskan bagimana cara untuk melakukan limit bandwidth menggunakan simple queue. simple queue merupakan cara termudah yang dapat kita gunakan dalam management bandwidth di mikrotik.
Di artikel kali ini saya akan mengasumsikan anda memiliki sebuah jaringan lan seperti di bawah ini. Dimana mikrotik (R1) hanya memiliki bandwidth ke internet sebesar 512kbps . Jika dibagi untuk 2 buah client maka masing-masing client akan mendapatkan 256kbps .
Berikut ini langkah-langkah untuk melakukan limit bandwidth menggunakan simple queue.
Remote mikrotik via winbox, kemudian pada menu Queue pilih simple queue kemudian "Add".
Pada tab General masukan nama queue, ip client dan batas maksimal yang dapat digunakan masing-masing client (pc1 dan pc2).
Setelah anda membuat queue untuk masing-masing client, maka akan tampak seperti dibawah ini. Jika queue menunjukan warna merah maka sedang terjadi full pemakaian bandwidth.
Nah, selain Max Limit pada tab General anda juga dapat mentukan Limit At pada tab Advanced.
Limit At adalah bandwidth yang digaransikan kepada client. Atau bisa disebut juga sebagai bandwidth terendah yang didapat apabila lalu lintas jaringan sangat sibuk. Sebagai contoh, PC2 akan mendapatkan maksimal bandwidth 256kbps, akan tetapi jika lalu lintas sangat padat kecepatan upload PC2 tidak akan dibawah 128kbps. Begitu juga dengan download PC2 tidak akan dibawah 64kbps.
Sekarang anda dapat mengimplementasikan bandwidth management pada jaringan anda sehingga tidak perlu khawatir jaringan akan berebut bandwidth.
contoh percobaan 2
Tujuan :
1. Melakukan pengaturan bandwidth secara sederhana menggunakan ip address
2. Menentukan kecepatan upload dan download maksimum yang bisa dicapai oleh client
3.Topology yang digunakan
Manajemen Bandwidth adalah teknik manajemen trafik jaringan komputer untuk pengaturan bandwidth sesuai profil yang diinginkan. Manajemen bandwidth digunakan untuk optimasi kinerja trafik jaringan, latency atau mengendalikan penggunaan bandwidth.
Pada kesempatan ini saya akan mencontohkan implementasi Manajemen Bandwidth Dengan MikroTik.
- Mengatur Bandwidth Menggunakan Simple Queue
- Mengatur Bandwidth Menggunakan Queue Tree
- Metode Pembagian Bandwidth Shared / Up To
- Manajemen Bandwidth Berdasarkan Prioritas Trafik
Ada 2 fitur pada MikroTik untuk bagaimana mengatur bandwidth pada MikroTik :
- Simple Queue – dirancang untuk mempermudah mengatur bandwidth untuk alamat IP tertentu dan / atau subnet.
- Queue Tree – Untuk implementasi manajemen bandwidth lanjutan, membutuhkan marking packet pada fitur Mangle ( /ip firewall mangle).
Pastikan Firewall dalam keadaan mati dan lakukan ping untuk menguji koneksi kedua pc
3. untuk terhubung ke isp dilakukan pembuatan dhcp client sehingga isp mendapat ip secara otomatis
4. Lakukan pengaturan NAT di IP=>firewall
Limitasi Bandwidth Sederhana
Cara paling mudah untuk melakukan queue pada RouterOS adalah dengan menggunakan Simple Queue. Kita bisa melakukan pengaturan bandwidth secara sederhana berdasarkan IP Address client dengan menentukan kecepatan upload dan download maksimum yang bisa dicapai oleh client.
Penentuan kecepatan maksimum client dilakukan pada parameter target upload dan target download max-limit. Bisa dipilih dengan drop down menu atau ditulis manual. Satuan bps (bit per second).
Metode Pembagian Bandwidth Share
Selain digunakan untuk melakukan manajemen bandwidth fix seperti pada contoh sebelumnya, kita juga bisa memanfaatkan Simple Queue untuk melakukan pengaturan bandwidth share dengan menerapkan Limitasi Bertingkat.
Lakukan Test kecepatan bandwidth di web
Analisa Praktikum
praktikum kali ini mengenai manajemen bandwidth dengan simple queue dimana kita merancang bandwidth menggunakan alamat ip tertentu. disini alamat ip pada pc kita inputkan secara static dan membuat dhcp client untuk isp. Apabila kita melakukan pengetesan pada client agar client tidak menggunakan bandwidth seenaknya maka di lakukan pembatasan bandwidth untuk kecepatan upload dan download sehingga bandwidth dapat termenajemen dengan baik.jadi pad dasarnya pembuatan bandwith yang kita buat i ni sangat menguntungkan bagi kita untuk bisa digunakan sebagaimana mestinya.
kesimpulan
1. menajemen bandwidth sangat dibutuhkan untuk membatasi akses client dalam menggunakan bandwidth.
2. terdapat 2 jenis menajemen bandwitdh yaitu simple queue dan queue tree.
3. simple queue membagi bandwidth berdasarkan alamat ip tertentu.
Contoh Percobaan 3
1. Mengatur ip address untuk kedua pc secara static dan beri default gateway sesuai dengan port ethernet masing masing pc serta isikan juga DNS nya.
Gambar 2 Setting IP PC
Gambar 3 Setting IP PC 2
2. Setting ip address pada mikrotik di aplikasi winbox
Gambar 3 Setting IP Address port 2
Gambar 4 Setting IP Address port 3
3. Untuk terhubung ke ISP maka kita perlu mengkonfigurasi DHCP client terlebih dulu, sehingga ISP akan mendapat ip secara otomatis
Gambar 5 DHCP Client
4. Agar mendapatkan IP public, maka kita perlu mentranslasikan IP terlebih dahulu dengan menggunakan NAT, lakukan penyetingan pada NAT di IP, lalu klik Firewall
- Klik ip > firewall >NAT (pada tab general chain = srcnat), (pada tab action = masquerade).
6. Klik Queue, lalu pilih Simple Queue. Isilkonfigurasi seperti pada gambar dibawah ini :
Gambar 7 Konfigurasi Simple Queue
7. Setelah dilakukan konfigurasi seperti diatas, maka kita dapat memperhatikan hasil dari praktikum limit bandwidth ini dengan cara klik speed.test lalu cobalah untuk download. Dibawah ini adalah adalah salah satu hasil download (pada client 1).
ANALISIS DATA
Percobaan kali ini mengenai manajemen bandwidth dengan simple queue dimana kita merancang bandwidth dengan menggunakan alamat ip dari pengguna. Jika kita ingin membatasi bandwidth lebih dari 1 user, maka kita perlu mengkonfigurasi nya masing-masing. Konfigurasi pada PC kita lakukan secara static, karena jaringan yang ada masih cukup kecil dan tidak terlalu besar.
DHCP client untuk ISP harus kita konfigurasi karena supaya ISP dapat terhubung langsung ke internet. Disamping itu kita juga perlu menkonfigurasi NAT nya, supaya IP private yang digunakan oleh client saat terhubunga ke jaringan luar akan tampak bahwa client menggunakan IP public yang telah didapatkan dari DHCP client.
Tujuan diadakannya limit bandwidth ini agar client tidak menggunakan bandwidth dengan bebas. Juga untuk me-manage kecepatan upload dan download sehingga bandwidth jaringan dapat termanajemen dengan baik dan tidak ada user yang merasa dirugakan (karena semua sama bandwidthnya, sesuai dengan yang telah dikonfigurasikan).
KESIMPULAN
Menajemen bandwidth sangat dibutuhkan untuk membatasi akses client dalam menggunakan bandwidth.
Simple queue adalah teknik untuk membagi bandwidth berdasarkan alamat ip tertentu.
Contoh Percobaan 4
Contoh Percobaan 4
Sebelum kita mulai melakukan manajemen bandwith pada Mikrotik. Pastikan terlebih dahulu mikrotik yang kita gunakan sudah kita konfigurasi terlebih dahulu agar terkoneksi dengan baik dengan internet. Jika belum tersetting dan lupa caranya maka dapat dikonfigurasi terlebih dahulu dengan melihat pada Langkah-langkah Konfigurasi pada Mikrotik berikut.
Setelah Mikrotik yang digunakan telah terkonfigurasi dengan baik maka dapat kita mulai manajemen bandwith. Manajamen bandwith dapat dilakukan dengan banyak cara dan salah satunya adalah dengan Simple Queue seperti yang akan kita lakukan berikut ini.
Manajemen Bandwith dengan Simple Queue
Manajemen Bandwith dengan Simple Queue
1. Pastikan kita sudah login ke winbox (bila belum login maka buka winbox kemudian login).
2. Klik pada menu Queues maka akan tampil berupa tampilan berikut ini :
3. Apabila kita akan menambahkan queues baru maka klik add (+) dan kemudian akan masuk pada kotak dialog “New Simple Queue”.
Pada Name dapat isi terserah sesuai dengan kebutuhan. Kemudian pada Target Address bisa diisi dengan IP yang akan ditembak, bisa satu IP dengan komputer yg sedang dipakai.
Pada bagian Burst, Max limit (Target Upload dan Target Download) dapat isi sesuai dengan keiinginan. Misal, diisi dengan 256 Kbps maka yang didapat oleh client juga sebesar itu pula.
Note : Burst dapat tembus hingga 512 Kbps (Burst Limit) dengan syarat tidak download apapun hingga 192 Kbps (Burst Threshold) dalam waktu 8 second (Burst Time).
Kemudian Klik Apply dan Klik OK.
Dalam kasus ini kita contohkan kita ingin memanajemenkan bandwith disebuah kantor ke beberapa ruangan. Jadi, dapat kita ganti dengan nama : Kantor dengan Max Limitnya target upload-nya 1 M dan dan target downloadnya 1 M.
Note : apabila warna queuenya merah maka sudah over maksimal
4. Apabila kita akan membagi bandwithnya maka, tambah queue baru dengan memilih add (+) dan isikan namanya, target address dan max limitnya.
Contoh :
Name : Ruang1
Target Address : 192.168.10.0/24
Max limit target uploadnya 1 M dan dan target downloadnya 1 M.
Kemudian masuk pada tab Advance , disinilah nanti bandwith akan dibagi. Pada bagian Limit At diisi dengan 512 Mb dan 512 Mb.
Pada bagian Parent diisi dengan nama queue yang awal tadi “Kantor”..
Kemudian klik Apply dan klik OK.
Maka dapat kita lihat tampilan manajemen bandwith yang telah kita lakukan dengan simple queue.
Apabila akan membagi lagi, maka harus menambah ether lagi “ether3” dan kemudian baru menambah queue baru untuk ruangan kedua.
Tutorial Membagi Bandwidth Mikrotik
Tutorial ini akan membahas tentang bagaimana membagi Bandwidth Internet (ISP) secara sederhana berdasarkan interface yang terdapat di Mikrotik.
Berikut ini adalah topologi pembagian bandwidth ke client dari ISP yang melalui Mikrotik. Mikrotik berperan sebagai pengatur dan pembagi serta mengalokasi bandwidth yang ada ke tiap client.
Bandwidth Internet yang Penulis dapatkan adalah seperti berikut ini :
Koneksi Internet dari ISP 3 dengan Bandwidth 4 Mbps (Download) dan 1 Mbps (Upload).
Dari koneksi internet itu, Penulis akan membagi bandwidth nya menjadi 3 dibagi per interface. Jadi disini Penulis menggunakan 4 interface ether.
- interface ether1 : koneksi ke internet (DHCP Client)
- interface ether2 : koneksi ke client 1
- interface ether3 : koneksi ke client 2
- interface ether4 : koneksi ke client 3
Masing-masing interface ether akan dibagikan bandwidth nya seperti berikut ini :
Download : 4 Mb/3 = 1333 Kb
Upload : 1 Mb/3 = 333 Kb
Selanjutnya, Langkah-langkah Cara Membagi Bandwidth Sederhana di Mikrotik :
1. Pastikan Mikrotik anda sudah bisa terhubung ke Internet (Seting DHCP Client, DNS, Firewall Masquerde, IP Address, dll).
2. Seting IP address untuk masing-masing interce yang tehubung ke client :
- ether2 : 10.10.10.1/24
- ether3 : 10.10.20.1/24
- ether4 : 10.10.30.1/24
3. Buat DHCP Server untuk masing-masing client, masuk menu IP –> DHCP Server –> DHCP Setup
(Jika anda ingin konfigurasi IP client secara manual point ini bisa dilewati)
4. Untuk Membagi Bandwidth, masuk ke menu Queues –> Simple Queues –> Buat rule baru
[Tab General]
- Beri nama rule nya
- Target : ether2 atau 10.10.10.0/24
- Max limit :
- Target Upload : 333k
- Target Download : 1333k
[Tab Advanced]
- Setting pada tab Limit At
- Target Upload : 333k
- Target Download : 1333k
Untuk membuat rule pada interface selanjutnya, tinggal klik saja tombol Copy terus ganti nama dan target nya supaya lebih cepat.
5. Jika setingan sudah selesai, sekarang kita coba tes dengan melakukan Bandwidth test pada Client, dan hasilnya adalah sebagai berikut :
Hasilnya hampir sama persis seperti apa yang sudah kita seting sebelumnya yaitu :
Bandwidth 1190 Kb (Download) dan 333 Kb (Upload)
Sekian tutorial cara membagi bandwidth di Mikrotik.
Pengertian, Layanan dan Parameter Quality of Service (QoS)
Apa itu QoS?
Quality of Service (QoS) atau Kualitas layanan adalah metode pengukuran yang digunakan untuk menentukan kemampuan sebuah jaringan seperti; aplikasi jaringan, host atau router dengan tujuan memberikan network service yang lebih baik dan terencana sehingga dapat memenuhi kebutuhan suatu layanan.
Quality of Service (QoS) merupakan sebuah arsitektur end-to-end dan bukan merupakan sebuah fitur yang dimiliki oleh jaringan. QoS suatu jaringan merujuk pada tingkat kecepatan dan kehandalan penyampaian berbagai jenis data di dalam suatu komunikasi.
Melalui QoS seorang network administrator dapat memberikan prioritas trafik tertentu. QoS menawarkan kemampuan untuk mendefinisikan atribut-atribut layanan yang disediakan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Tujuan QoS menyediakan kualitas layanan yang berbeda-beda berdasarkan kebutuhan layanan di dalam jaringan.
Berikut definisi dan pengertian QoS dari beberapa sumber buku:
Menurut Suhervan (2010), terdapat tiga model layanan Quality of Service (QoS) yaitu sebagai berikut.
Quality of Service (QoS) merupakan sebuah arsitektur end-to-end dan bukan merupakan sebuah fitur yang dimiliki oleh jaringan. QoS suatu jaringan merujuk pada tingkat kecepatan dan kehandalan penyampaian berbagai jenis data di dalam suatu komunikasi.
Melalui QoS seorang network administrator dapat memberikan prioritas trafik tertentu. QoS menawarkan kemampuan untuk mendefinisikan atribut-atribut layanan yang disediakan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Tujuan QoS menyediakan kualitas layanan yang berbeda-beda berdasarkan kebutuhan layanan di dalam jaringan.
Berikut definisi dan pengertian QoS dari beberapa sumber buku:
- Menurut Gunawan (2008), Quality of Service (QoS) adalah kemampuan suatu elemen jaringan, seperti aplikasi jaringan, host, atau router untuk memiliki tingkatan jaminan bahwa elemen jaringan tersebut dapat memenuhi kebutuhan suatu layanan.
- Menurut Kamarulloh (2009), Quality of Service (QoS) adalah kemampuan memberikan pelayanan berbeda kepada lalu lintas jaringan dengan kelas-kelas yang berbeda, dengan tujuan memberikan network service yang lebih baik dan terencana dengan dedicated bandwidth, jitter dan latency yang terkontrol dan meningkatkan loss karakteristik.
- Menurut Ningsih dkk (2004), Quality of Service (QoS) adalah kemampuan sebuah jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik lagi bagi layanan trafik yang melewatinya. QoS digunakan untuk mengukur tingkat kualitas koneksi jaringan TCP/IP internet atau intranet.
- Menurut Wulandari (2016), Quality of Service (QoS) merupakan metode pengukuran tentang seberapa baik jaringan dan merupakan suatu usaha untuk mendefinisikan karakteristik dan sifat dari satu servis. QoS digunakan untuk mengukur sekumpulan atribut kinerja yang telah dispesifikasikan dan diasosiasikan dengan suatu servis.
Manfaat dan Jenis Layanan QoS
Quality of Service (QoS) dalam penggunaanya memiliki beberapa manfaat, yaitu:- Memberikan prioritas untuk aplikasi-aplikasi yang kritis pada jaringan.
- Memaksimalkan penggunaan investasi jaringan yang sudah ada.
- Meningkatkan performansi untuk aplikasi-aplikasi yang sensitif terhadap delay, seperti Voice dan Video.
- Merespon terhadap adanya perubahan-perubahan pada aliran trafik di jaringan.
Menurut Suhervan (2010), terdapat tiga model layanan Quality of Service (QoS) yaitu sebagai berikut.
a. Best-effort service
Best-effort service adalah satu model layanan dimana aplikasi mengirim data setiap kali diharuskan dalam setiap kuantitas, dan tanpa meminta izin atau memberitahukan terlebih dahulu kepada jaringan. Untuk layanan Best-effort service, jaringan mengirimkan data jika bisa, tanpa jaminan kehandalan batas, atau throughput.
b. Integrated service
Integrated service adalah layanan beberapa model yang dapat menampung beberapa persyaratan QoS. Dalam model ini aplikasi meminta jenis layanan tertentu dari jaringan sebelum mengirim data. Aplikasi menginformasikan jaringan dari traffic profile dan meminta jenis layanan tertentu yang dapat mencakup Bandwidth dan delay requirement. Aplikasi ini diharapkan untuk mengirim data hanya setelah mendapat konfirmasi dari jaringan.
Integrated service adalah layanan beberapa model yang dapat menampung beberapa persyaratan QoS. Dalam model ini aplikasi meminta jenis layanan tertentu dari jaringan sebelum mengirim data. Aplikasi menginformasikan jaringan dari traffic profile dan meminta jenis layanan tertentu yang dapat mencakup Bandwidth dan delay requirement. Aplikasi ini diharapkan untuk mengirim data hanya setelah mendapat konfirmasi dari jaringan.
c. Differentiated service
Differentiated service adalah layanan beberapa model yang dapat memenuhi persyaratan QoS yang berbeda. Namun, tidak seperti dalam model Integrated service, aplikasi yang menggunakan Differentiated service tidak secara eksplisit memberi isyarat router sebelum mengirim data.
Jenis-jenis QoS
Menurut Gunawan (2008), terdapat tiga jenis Quality of Service (QoS), yaitu sebagai berikut:
a. Intrinsic QoS
Intrinsic QoS merupakan kualitas layanan jaringan yang di dapat melalui: 1. Desain teknis jaringan yang menentukan karakteristik koneksi yang melalui jaringan. 2. Kondisi akses jaringan, terminasi, link antar switch yang menentukan suatu jaringan akan memiliki kapasitas yang memadai untuk menangani semua permintaan pengguna. Dengan kata lain, intrinsic QoS tersebut dapat dideskripsikan dengan parameter-parameter kinerja suatu jaringan, seperti latency, throughput, dan lain-lain.
Beberapa faktor yang mempengaruhi bandwidth dan throughput yaitu antara lain piranti jaringan, tipe data yang ditransfer, banyaknya pengguna jaringan, topologi jaringan, spesifikasi computer client/user, spesifikasi server komputer, induksi listrik, cuaca dan lain sebagainya.
Throughput adalah kecepatan (rate) transfer data efektif yang diukur dalam bps. Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada destination selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut. Throughput dirumuskan sebagai berikut:
Adapun standar Throughput menurut TIPHON adalah sebagai berikut:
Packet loss dapat terjadi karena kesalahan yang diperkenalkan oleh medium transmisi fisik. Hal hal yang mempengaruhi terjadinya packet loss juga bisa karena kondisi geografis seperti kabut, hujan, gangguan radio frequensi, sel handoff selama roaming, dan interferensi seperti pohon-pohon, bangunan, dan pegunungan.
Packet Loss dihitung berdasarkan persentase paket yang berhasil dikirim, dirumuskan sebagai berikut:
Adapun standar packet loss menurut TIPHON adalah sebagai berikut:
Intrinsic QoS merupakan kualitas layanan jaringan yang di dapat melalui: 1. Desain teknis jaringan yang menentukan karakteristik koneksi yang melalui jaringan. 2. Kondisi akses jaringan, terminasi, link antar switch yang menentukan suatu jaringan akan memiliki kapasitas yang memadai untuk menangani semua permintaan pengguna. Dengan kata lain, intrinsic QoS tersebut dapat dideskripsikan dengan parameter-parameter kinerja suatu jaringan, seperti latency, throughput, dan lain-lain.
b. Perceived QoS
Perceived QoS merupakan kualitas layanan jaringan yang diukur ketika suatu layanan digunakan. Perceived QoS sangat tergantung dari kualitas intrinsic QoS dan pengalaman pengguna pelayanan yang sejenis, namun Perceived QoS ini diukur dengan nilai mean option score (MOS) dari pengguna.c. Assessed QoS
Assessed QoS merujuk kepada seberapa besar keinginan pengguna untuk terus menikmati suatu layanan tertentu. Hal ini berdampak pada keinginan pengguna untuk membayar jasa atas layanan yang dinikmatinya. Assessed QoS ini sangat tergantung dari perceived QoS masing-masing pengguna.Parameter QoS
Menurut Sofana (2011), terdapat beberapa parameter Quality of Service (QoS), yaitu sebagai berikut:a. Bandwidth
Bandwidth adalah luas atau lebar cakupan frekuensi yang digunakan oleh sinyal dalam medium transmisi. Bandwidth sering digunakan sebagai suatu sinonim untuk kecepatan transfer data (transfer rate) yaitu jumlah data yang dapat dibawa dari sebuah titik ke titik lain dalam jangka waktu tertentu (pada umumnya dalam detik).b. Throughput
Throughput adalah kemampuan sebenarnya suatu jaringan dalam melakukan pengiriman data. Biasanya throughput selalu dikaitkan dengan bandwidth dalam kondisi yang sebenarnya. Bandwidth lebih bersifat fix sementara throughput sifatnya adalah dinamis tergantung trafik yang sedang terjadi.Beberapa faktor yang mempengaruhi bandwidth dan throughput yaitu antara lain piranti jaringan, tipe data yang ditransfer, banyaknya pengguna jaringan, topologi jaringan, spesifikasi computer client/user, spesifikasi server komputer, induksi listrik, cuaca dan lain sebagainya.
Throughput adalah kecepatan (rate) transfer data efektif yang diukur dalam bps. Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada destination selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut. Throughput dirumuskan sebagai berikut:
Adapun standar Throughput menurut TIPHON adalah sebagai berikut:
c. Jitter
Jitter adalah variasi atau perubahan latency dari delay atau variasi waktu kedatangan paket. Jitter juga didefinisikan sebagai gangguan pada komunikasi digital maupun analog yang disebabkan oleh perubahan sinyal karena referensi posisi waktu. Adanya jitter ini dapat mengakibatkan hilangnya data, terutama pada pengiriman data dengan kecepatan tinggi. Banyak hal yang dapat menyebabkan jitter, antara lain:- Panjangnya antrian dalam waktu pengolahan data,
- Peningkatan trafik secara tiba-tiba sehingga menyebabkan penyempitan bandwith dan menimbulkan antrian dan,
- Kecepatan terima dan kirim paket dari setiap node juga dapat menyebabkan jitter.
d. Packet Loss
Packet loss adalah parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang. Paket yang hilang ini dapat terjadi karena collision dan congestion pada jaringan. Packet Loss merupakan kegagalan transmisi paket data mencapai tujuannya yang disebabkan oleh beberapa kemungkinkan, antara lain yaitu:- Terjadinya overload trafik didalam jaringan.
- Tabrakan (congestion) dalam jaringan.
- Error yang terjadi pada media fisik.
- Kegagalan yang terjadi pada sisi penerima antara lain bisa disebabkan karena Overflow yang terjadi pada buffer.
Packet loss dapat terjadi karena kesalahan yang diperkenalkan oleh medium transmisi fisik. Hal hal yang mempengaruhi terjadinya packet loss juga bisa karena kondisi geografis seperti kabut, hujan, gangguan radio frequensi, sel handoff selama roaming, dan interferensi seperti pohon-pohon, bangunan, dan pegunungan.
Packet Loss dihitung berdasarkan persentase paket yang berhasil dikirim, dirumuskan sebagai berikut:
Adapun standar packet loss menurut TIPHON adalah sebagai berikut:
Komentar
Posting Komentar